Mari menguji diri. Siapa yang mampu bertahan atas terjangan.
Seseorang berkata pada saya, entah kata hati, entah orang
itu benar-benar ada. Bahwa bambu adalah kokoh bukan karena dia kuat, tapi ada
sokongan dari bambu-bambu lainnya.
“Apa hubungan bambu dengan jamban?” tanya seseorang.
“Tentu saja ada. Sebagai pijakan. Atau, sebagai dinding.”
Anak-anak bilik terdiam. Mereka memang pendiam. Suka malu-malu.
Tapi jika sudah mulai membaca puisi atau cerita, astaga, binalnya tak terduga.
Kita memang terseret angin ke barat dan timur, juga ke
selatan dan utara. Tapi kita akan kembali ke titik semula, saat semuanya dalam
keadaan kokoh, tegak, dan tidak goyah.
Apalagi yang mesti diperbuat? Skripsi hanya meninggalkan
pikiran buruk, dan tidak ada pikiran baik tersisa di sana. Mari terus
berkumpul, membicarakan hal-hal paling purba dari peradaban manusia, atau
memprediksi masa depan yang tampaknya tidak terang-terang amat.
Selamat melaju pada jalan remang-remang. Tapi ingat, kalian
tidak sendirian, ada kita.
0 Comments