Jika menengok zaman
sebelumnya, Karl Marx dipengaruhi oleh kritis (Kant) dan Hegel. Pola tiap zaman
pada filsafat modern selalu sama: mengkritisi zaman sebelumnya. Begitu pula
dengan Marx, dia mengutarakan kritik terhadap Comte dan positivismenya.
Sebelumnya, Comte
mengklasifikasi pengetahuan menjadi 6. Dimulai dari yang paling fundamen yakni
matematika. Kemudian astronomi, fisika, kimia, biologi, dan sosiologi.
Kritik Marx dapat
dianalogikan pada pengetahuan yang paling muda yakni sosiologi. Jika pada pengetahuan-pengetahuan sebelum sosio, pembuktian secara ilmiah melalui penelitian (saintifikasi) ada
dua, pertama objeknya, kedua metodenya. Dan pada sosiologi, Marx menganggap
Comte belum memiliki susunan saintifikasi.
Saya bandingkan sosio
dengan penegtahuan sebelumnya, bio. Biologi memiliki objek misalnya alam, metodenya
menggunakan observasi.
Sedangkan sosio, pengetahuan yang paling anyar pada konteks zaman itu, mencopy bio. Objeknya beda meski ada perdebatan tentang objek sosio. Yaitu
tetap dengan objek alam namun pada ranah masyarakat sosial. Dengan metode yang
sama, observasi.
Kemudian oleh Marx
dibantah, dia menganggap struktur alam dan manusia berbeda! Barangkali seperti
rasa yang beda antara masa PDKT dengan masa pacaran 5 tahun. Atau beda seperti
rasa mantan pacar dan mantan calon pacar.
Marx menganggap bahwa konsep alamiahnya fenomena sosial itu keliru total.
Marx menganggap bahwa konsep alamiahnya fenomena sosial itu keliru total.
Bagaimana fenomena
sosio masyarakat dialamiahkan? Bagaimana dengan latar belakang terbentuknya
tiap individu dalam kelompok masyarakat? Di sana ada lingkungan, relasi,
bacaan, kebiasaan, dan lain-lain yang kompleks yang turut membentuk satu
manusia menjadi individu yang tiada duanya (unik).
Kita bisa melihat
perbedaannya dengan jelas. Comte dalam observasi pakai pendekatan kuantitatif
dengan sampelnya. Sedangkan Marx dengan kualitatif dengan subjeknya. Tentang kuantitatif
serta sampel, dan kualitatif serta subjek, kita bisa bertanya pada mahasiswa
lapuk yang tengah menyiapkan niat menggarap skripsi. Yang kemungkinan besar
alpa mengerti histori pendekatan dalam penelitian yang dilakukannya.
Sistem Marx yang
subjek, tentang data/informasi bisa didapat dari subjeknya. Dilakukan validitas
data yang didapat oleh subjek peneliti. Saya jadi ingat pada kemarin, ketika
dosen penguji saya menanyakan tentang validasi data penelitian kualitatif, saya
hanya tersenyum dan berharap agar dosen penguji komprehensif itu mengerti dan
berempati. J
Kamis kemarin ada diskusi
yang membahas materialisme dialektika historis yang dijelaskan dengan
berburu-nomaden-feodalisme-kapitalisme. Seorang lelaki yang paling gondrong dan
paling belakang istigfar ketika pemantik diskusi mengatakan penelitian dalam
proposal dan skripsi mengadopsi metode Comte dan Marx.
Tentang sistem kapital yang
disokong pengetahuan (sains) dan struktur, menurut Marx hanya bisa dilawan
dengan sosial. Kemudian menjadi semangat lahirnya paham yang ‘itu’.
Mari kita segera
selesaikan skripsi dengan metode manapun, tentu saja memperbanyak istigfar, selawat,
dan doa, serta usaha agar terhindar dari moncong pistol atau murka diri ketika
menunggu dosen pembimbing sekian jam di lobi kantor jurusan yang entah sedang
sibuk apa.
0 Comments